Jayapura, Papua Terbit,-Semangat masyarakat Biak yang bekerja di tanah Tabi Kota Jayapura untuk terus menjaga filosofi nilai-nilai "Babe Oser" atau kebersamaan (Persatuan) yang diwariskan oleh para leluhur.
Hal ini di sampaikan oleh Mananwir Beba Dorus Awom, perwakilan Masyarakat Biak di Tanah Tabi
Saat menggelar ibadah syukur dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-117 Pekabaran Injil di Maudori, Supiori, Papua,yang berlangsung di GOR Trikora, Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura, Sabtu(26/5/25)
Mananwir Beba Dorus Awom, perwakilan Masyarakat Biak di Tanah Tabi,dalam sambutannya mengingatkan seluruh masyarakat Biak untuk terus menjaga nilai-nilai "Babe Oser" atau kebersamaan (Persatuan) yang diwariskan oleh para leluhur. Ia menegaskan pentingnya mempertahankan persatuan orang Biak di Tanah Tabi di tengah dinamika zaman.
"Perayaan HUT Pekabaran Injil ini adalah bagian penting dari identitas kita. Kita harus memahami bahwa Injil membawa kita kepada jalan kebenaran dan keselamatan," tegas Dorus Awom.
Ketua Panitia Ibadah Syukur, Wempi M. Yarangga, dalam laporannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, donatur, para mananwir, hamba Tuhan, serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam perayaan ini.
"Terima kasih atas kehadiran dan dukungan semua pihak. Kami panitia percaya, Tuhanlah yang akan membalas semua kebaikan ini," ujarnya.
Ibadah tersebut dihadiri berbagai tokoh adat, gereja, serta masyarakat Biak di Jayapura dan sekitarnya, Ketua Dewan Adat Biak Tanah Tabi, Mankara Babe Oser Mananwir Dorus Awom, Mananwir Kota Jayapura Aryoko Rumaropen, serta perwakilan mananwir bar atau keret. Hadir pula marga-marga besar seperti Mansonanem, Binsyowi, Awin Kamam, Mansar, Insar, Insos Kabor, mahasiswa dari Asrama Biak, Asrama Supiori, Asrama Biak Raja Ampat, dan tamu undangan lainnya.
Dalam khotbah refleksi yang dibawakan oleh Pdt. Bas Weyai, S.Th, yang mengangkat tema dari Roma 1:16-17 dengan perikop “Injil Itu Kekuatan Allah”, ditegaskan bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Ia menekankan bahwa melalui Injil dan kebangkitan Kristus, manusia memperoleh keselamatan dan hidup kekal.
Pdt. Weyai mengingatkan bahwa kehadiran Injil di Maudori melalui guru Injil Petrus Kafiar telah meletakkan dasar keimanan yang kuat bagi suku Biak, menjadikan mereka "Amyas" (terang) bagi suku-suku lain.
Dalam sambutan Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen), Dr. Oscar Oswald O. Wambrauw, S.E., M.Sc.Agr., yang diwakili oleh Dr. Daniel Womsiwor, S.Pd., M.Fis., momentum 117 tahun ini disebut sebagai titik awal kebangkitan orang Biak. Ia mengaitkan perjalanan sejarah Pekabaran Injil dengan lahirnya kesadaran pendidikan nasional pada 1908, sejalan dengan kebangkitan nasional Indonesia melalui Budi Utomo.
“Melalui Injil, orang Biak sudah sejajar dengan bangsa-bangsa lain di Nusantara. Dari Maudori, pesan Injil telah melahirkan pemimpin-pemimpin Biak, seperti Rektor pertama dari suku Biak di Papua, Agus Kafiar, dan tokoh-tokoh lainnya,” ujarnya.
Ibadah syukur ini turut dimeriahkan oleh berbagai penampilan puji-pujian, termasuk dari Vocal Group Sau Koreri, grup musik akustik Asrama Biak dan Supiori, paduan suara PKB Harapan Abepura, Trio Mofu, serta grup musik lainnya. Kegiatan ditutup dengan jamuan kasih, mempererat tali persaudaraan seluruh masyarakat Biak di Tanah Tabi.(Epen)
0 Komentar