Jayapura, Papua Terbit, RT/RW mendapat intimidasi dari beberapa orang melalui via penelephon seluler mengatasnamakan pihak kepolisian yang sengaja menanyakan informasi situasi Kamtibmas dan menanyakan pilihan calon Gubernur Papua yang kuat di area kompleks.
Ketua Tim Pemenang Pasangan Calon Gubernur dan wakil Gubernur Papua Benhur Tomi Mano Yermias Bisai (BTM-YB) Mukri Hamadi menyampaikan belakangan ini dalam waktu tiga hari pihaknya menerima laporan dari sejumlah RT/RW dari Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura
Informasi yang di terima dari RT/RW kepada tim BTM-YB, bahwa warga RT/RW mendapat telephon dari beberapa orang( oknum) yang mengaku anggota polisi menghubungi RT/RW dengan beralasan terkait situasi kamtibmas dan mengherankan penelephon itu menanyakan siapa RT/RW untuk memilih calon kandidat pada pilkada November 2024.
"Kami sudah cek ternyata benar, mereka tanyakan siapa yang RT itu memilih calon Gubernur Papuadan siapa yang paling menang di kompleks itu untuk pemilihan gubernur Provinsi Papua, saya minta warga jika mendapat informasi lewat telephon seluler dapat melaporkan ke pihak kepolisian dan Bawaslu, kata Mukri Ketua tim pemenangan,saat memberikan keterangan pers di kediaman BTM, Selasa (19/11) malam.
Tim pemenang BTM-YB sebagai peserta pemilu meminta kepada warga di Provinsi Papua, Kabupaten, dan Kota khususnya para RT dan RW agar tidak merespon penelephon dari oknum yang mengaku polisi karena itu hoax, pasalnya pihak kepolisian tugasnya menjaga situasi keamanan dalam proses pemilu.
“Ada sekitar 20 RT/RW yang lapor ke kami,kami yakini itu bukanlah tugas dari kepolisian,kami mau infokan jika ada oknum penelephon seperti itu segera dapat melaporkan ke Bawaslu atau pihak kepolisian untuk di cek kembali nomor tersebut.
Pihaknya juga meminta kepada kepolisian atau Bawaslu dapat membuka line telephon untuk menerima keluhan warga.
Karena itu, BTM-YB menghimbau kepada basis warga di setiap distrik dan keluruhan agar tetap konsisten dalam jalur perjuangan dan kepada warga untuk datang ke TPS untuk memilih sesuai dengan hati nurani,tidak di paksakan dan tidak di arahkan.
Kami sebagai peserta pemilu meminta kepada pihak kepolisian dapat mendeteksi hal hal seperti itu,dan kepada Bawaslu juga memperkuat jaringan pengawasan, ini sudah terjadi dan sedang terjadi kepada warga
(Epen Ketaren)
0 Komentar