Jayapura, Papua Terbit,- Dosen Prodi Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah Papua (UM Papua) telah berhasil menyelesaikan tahap Monitoring dan Evaluasi (Monev) eksternal terhadap pengembangan prototipe aplikasi Kamus Digital Bahasa Daerah Papua: Implementasi Algoritma dan Peningkatan Fitur, Senin (25/11/24) melalui aplikasi Zoom.
Proyek ini didukung oleh hibah riset dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tujuan dalam pengembangan prototipe aplikasi Kamus Digital Bahasa Daerah Papua adalah untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah Papua yang kini banyak terancam punah.
Ketua pelaksana riset bantuan luaran prototipe 2024, Nur Fitrianingsih Hasan, menyampaikan bahwa aplikasi ini dikembangkan sebagai respon terhadap ancaman kepunahan bahasa daerah Papua. Berdasarkan data, dari 400 bahasa daerah yang pernah tercatat, 30 di antaranya telah punah pada tahun 2019.
“Pengembangan aplikasi ini juga selaras dengan Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2021 tentang implementasi bahasa daerah sebagai muatan lokal di pendidikan dasar. Aplikasi ini kami harapkan dapat menjadi platform pembelajaran yang mendukung pelestarian bahasa daerah,” tambahnya
Nur Fitrianingsih mengungkapkan bahwa pengembangan aplikasi ini telah mencapai progres signifikan hingga 80%.
“Kami telah menyelesaikan beberapa luaran utama, termasuk bukti uji laboratorium TKT 4, blueprint aplikasi, video kegiatan, dan poster hasil penelitian. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa hasilnya sudah sangat baik, meskipun aplikasi saat ini masih berada di level laboratorium,” jelasnya.
Dalam evaluasi, Prof. Yus Mochamad Cholily sebagai asesor dari Kemendikbudristek Dikti memberikan apresiasi atas capaian yang telah diraih.
"Beliau menilai hasilnya sangat baik dan merekomendasikan agar pengembangan dilanjutkan sampai TKT 6 hingga aplikasi ini memiliki fitur penerjemahan otomatis yang lebih luas, seperti Google Translate,” ungkap Nur Fitrianingsih.
Secara teknis, aplikasi ini menggunakan algoritma untuk memastikan pengguna dapat mengakses data kata dan frasa dengan cepat dan akurat.
“Algoritma yang tepat memungkinkan pengguna mendapatkan informasi bahasa yang relevan dan efisien. Ini sangat penting untuk aplikasi digital seperti kamus ini,” ujarnya.
Dalam wawancara bersama anggota tim penguji, Safrudin Lambae menyampaikan bahwa riset ini sudah berjalan sejak 2021, tahun ini fokus pada proses pengembangan protoipenya. Dimulai sejak 1 Agustus 2024 dan membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk meningkatkan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) dari level 3 ke level 4. Saat ini, aplikasi masih berupa prototipe yang mencakup lebih dari 5.000 kata dari empat bahasa daerah, yaitu Sentani, Moi, Tarfia, dan Tamer.
Aplikasi ini direncanakan akan diluncurkan pada awal tahun 2025 dan dapat diakses melalui situs web. Dengan penggunaan algoritma yang dirancang khusus, aplikasi ini mampu memberikan informasi berupa kata atau frasa secara cepat, tepat, dan akurat sesuai kebutuhan pengguna.
Proyek ini melibatkan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa di prodi Ilmu Komputer UM Papua serta mitra Balai Bahasa yang berperan sebagai narasumber utama.
Tim pengembangan aplikasi ini terdiri dari Ketua tim, Nur Fitrianingsih Hasan, bersama anggota tim dosen lainnya, yaitu Yasinta Bella Fitriana, dan Patmawati Hasan, serta mahasiswa dari prodi ilmu komputer yaitu Nurfadillah, dan Safrudin Lambae.
Safrudin Lambae menjelaskan bahwa kolaborasi dilakukan dengan pembagian tugas yang jelas.
“Ibu Bella bertanggung jawab membuat skenario uji, sedangkan saya dan Nurfadillah melakukan pengujian sistem dan menyusun laporan pengujian berdasarkan skenario uji. Hasil pengujian kami kemudian dilaporkan, dan Ibu Patma memberikan kesimpulan, rekomendasi dan tindak lanjut berdasarkan laporan pengujian. Perbaikan sistem sendiri dilakukan oleh Ibu Fitri,” jelasnya.
0 Komentar