Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman menyampaikan dalam rilis Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan. Untuk sampai kesana, diperlukan waktu setidaknya 7,5 jam perjalanan yang ditempuh dengan berbagai moda transportasi baik darat, udara, maupun sungai.
Salah satu keunikan Kabupaten Asmat, yaitu kondisi geografisnya yang cukup menantang karena didominasi oleh sungai dan rawa.
"Tercatat selama 3 tahun terakhir ini, sebelumnya Bank Indonesia Papua telah menyelenggarakan layanan kas keliling sebanyak 6 kali di Kabupaten Asmat,"ujarnya
Sehingga dalam kegiatan kas keliling yang digelar pada Rabu, 1 Mei 2024, Bank Indonesia Papua telah menyiapkan modal sebanyak Rp2,72 miliar dan berhasil terserap 100% oleh masyarakat maupun perbankan.Masyarakat begitu antusias untuk menukarkan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang dimiliki.
Sementara salah seorang warga, Hj. Rosmiati menyatakan sangat senang menyambut kehadiran kas keliling Bank Indonesia di Distrik Atsj karena menurutnya uang baru atau uang layak edar merupakan barang mewah di Distrik Atsj. Ke depan, Bank Indonesia Papua akan terus mengakselerasi distribusi uang layak edar demi terwujudnya clean money policy di Tanah Papua, khususnya di wilayah 3T.
Sebagai rangkaian kegiatan kas keliling tersebut, sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah juga diselenggarakan pada Selasa, 30 April 2024 dan diikuti lebih dari 150 peserta yang terdiri dari guru, siswa-siswi, perbankan, ASN, dan masyarakat di Distrik Atsj.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Bank Indonesia di Distrik Atsj ini, sehingga kami bisa melakukan penukaran uang untuk memperoleh uang yang layak edar”, ujar Kepala Distrik Atsj, Akbar
Mustarim didampingi Kapolsek Distrik Atsj, Danpos Distrik Atsj, serta para Kepala Kampung di Kabupaten Asmat.
Rangkaian kegiatan tersebut juga menjadi momen bagi Bank Indonesia untuk mengajak masyarakat, khususnya di wilayah 3T untuk semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah. Cinta Rupiah diwujudkan dengan senantiasa menyayangi Rupiah dengan mengenali ciri keaslian uang Rupiah, yaitu Dilihat, Diraba, Diterawang (3D), dan merawat Rupiah yang dimiliki dengan baik yaitu Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan diremas, Jangan di stapler, dan Jangan dibasahi (5J).
"Bangga Rupiah karena Rupiah tidak hanya sebagai alat pembayaran yang sah tetapi juga merupakan simbol kedaulatan bangsa,"ucapnya
di tambahkan, penggunaan uang Rupiah di NKRI memiliki peranan penting dalam menjaga kedaulatan negara. Sementara itu, Paham Rupiah ditunjukkan melalui perilaku bijak berbelanja sesuai kebutuhan, berbelanja produk dalam negeri untuk dukung UMKM nasional, serta menabung dan berinvestasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.(Epen)
0 Komentar